MISKONSEPSI DALAM PEMBELAJARAN KIMIA
1. Pengertian
Miskonsepsi
Miskonsepsi
terdiri dari dua kata, yaitu Mis dan Konsepsi. Mis berarti salah
atau kesalahan. Konsepsi berarti pemikiran atau pemahaman. Jadi Miskonsepsi
dalam arti terminologi adalah salah pemahaman. Kata ini digunakan juga dalam
bidang disiplin ilmu yang lain, seperti miskomunikasi (salah berbicara),
mispersepsi (salah berpendapat) mis informasi (salah dengar) dan
lain-lain. Sedang menurut arti etimologinya
adalah pandangan dan pengetian yang salah memahami peristiwa atau
penjelasan yang terjadi disebabkan oleh bimbingan dan pengajaran yang tidak
benar.
Miskonsepsi
atau salah konsep menunjuk pada suatu konsep yang tidak sesuai dengan
pengertian ilmiah atau pengertian yang diterima para pakar dalam bidang itu.
Bentuk miskonsepsi dapat berupa konsep awal, kesalahan, hubungan yang tidak
benar antara konsep-konsep, gagasan intuitif atau pandangan yang naif. Khusus
untuk peserta didik pemula, miskonsepsi sering juga diistilahkan dengan konsep
alternatif. Berg (1993) menyebut miskonsepsi sebagai “gagal konsepsi”.
Miskonsepsi adalah fenomena dimana seseorang gagal menerapkan teori di lapangan
karena pemahaman konsep yang tidak lengkap atau keliru dalam intepretasinya.
Selain itu miskonsepsi adalah suatu konsep yang dipercaya orang walaupun konsep
tersebut salah baik berupa ide atau pemikiran yang salah, ataupun hanya
berwujud pendapat yang salah.
2.
Sumber-sumber Miskonsepsi
ada
lima faktor yang merupakan penyebab miskonsepsi pada siswa, yaitu :
1.
SISWA
Miskonsepsi
yang berasal dari siswa dapat dikelompokkan dalam 8 kategori, sebagai berikut.
a. Prakonsepsi
atau konsep awal siswa. Banyak siswa sudah mempunyai konsep awal sebelum mereka
mengikuti pelajaran di sekolah. Prakonsepsi sering bersifat miskonsepsi karena
penalaran seseorang terhadap suatu fenomena berbeda-beda.
b. Pemikiran
asosiatif yaitu jenis pemikiran yang mengasosiasikan atau menganggap suatu
konsep selalu sama dengan konsep yang lain. Asosiasi siswa terhadap istilah
yang ditemukan dalam pembelajaran dan kehidupan sehari-hari sering menimbulkan
salah penafsiran.
c. Pemikiran
humanistik yaitu memandang semua benda dari pandangan manusiawi. Tingkah laku
benda dipahami sebagai tingkah laku makhluk hidup, sehingga tidak cocok.
d. Reasoning
atau penalaran yang tidak lengkap atau salah. Alasan yang tidak lengkap
diperoleh dari informasi yang tidak lengkap pula. Akibatnya siswa akan menarik
kesimpulan yang salah dan menimbulkan miskonsepsi.
e. Intuisi
yang salah, yaitu suatu perasaan dalam diri seseorang yang secara spontan
mengungkapkan sikap atau gagasannya tentang sesuatu tanpa penelitian secara
obyektif dan rasional. Pola pikir intuitif sering dikenal dengan pola pikir
yang spontan.
f. Tahap
perkembangan kognitif siswa. Secara umum, siswa yang dalam proses perkembangan
kognitif akan sulit memahami konsep yang abstrak. Dalam hal ini, siswa baru
belajar pada hal-hal yang konkrit yang dapat dilihat dengan indera.
g. Kemampuan
siswa. Siswa yang kurang mampu dalam mempelajari fisika akan menemukan
kesulitan dalam memahami konsep-konsep yang diajarkan. Secara umum, siswa yang
tingkat matematika-logisnya tinggi akan mengalami kesulitan memahami konsep
fisika, terlebih konsep yang abstrak.
h. Minat
belajar. Siswa yang memiliki minat belajar fisika yang besar akan sedikit
mengalami miskonsepsi dibandingkan siswa yang tidak berminat.
2. GURU
Guru
yang tidak menguasai bahan atau tidak memahami konsep fisika dengan benar juga merupakan
salah satu penyebab miskonsepsi siswa. Guru terkadang menyampaikan konsep
fisika yang kompleks secara sederhana dengan tujuan untuk mempermudah pemahaman
siswa. Kadang-kadang guru mengutamakan penyampaian rumusan matematis sedangkan
penyampaian konsep fisisnya dikesampingkan. Pola pengajaran guru masih terpaku
pada papan tulis, jarang melakukan eksperimen dan penyampaian masalah yang
menantang proses berpikir siswa. Miskonsepsi siswa akan semakin kuat apabila
guru bersikap otoriter dan menerapkan metode ceramah dalam mengajar. Hal ini
mengakibatkan interaksi yang terjadi hanya satu arah, sehingga semakin besar
peluang miskonsepsi guru ditransfer langsung pada siswa.
3.
Buku
Teks
Buku teks yang dapat mengakibatkan
munculnya miskonsepsi siswa adalah buku teks yang bahasanya sulit dimengerti
dan penjelasannya tidak benar. Buku teks yang terlalu sulit bagi level siswa
yang sedang belajar dapat menumbuhkan miskonsepsi karena mereka sulit menangkap
isinya.
4. Konteks
Konteks yang dimaksud di sini adalah
pengalaman, bahasa sehari-hari, teman, serta keyakinan dan ajaran agama. Bahasa
sebagai sumber prakonsepsi pertama sangat potensial mempengaruhi miskonsepsi,
karena bahasa mengandung banyak penafsiran.
5.
Metode
Mengajar
Metode mengajar guru yang tidak sesuai
dengan konsep yang dipelajari akan dapat menimbulkan miskonsepsi. Guru yang
hanya menggunakan satu metode pembelajaran untuk semua konsep akan memperbesar
peluang siswa terjangkit miskonsepsi. Metode ceramah yang tidak memberikan
kesempatan siswa untuk bertanya dan juga untuk mengungkapkan gagasannya sering
kali meneruskan dan memupuk miskonsepsi. Penggunaan analogi yang tidak tepat
juga merupakan salah satu penyebab timbulnya miskonsepsi. Metode praktikum yang
sangat membantu dalam proses pemahaman, juga dapat menimbulkan miskonsepsi
karena siswa hanya dapat menangkap konsep dari data-data yang diperoleh selama
praktikum. Metode diskusi juga dapat berperan dalam menciptakan miskonsepsi.
Bila dalam diskusi semua siswa mengalami miskonsepsi, maka miskonsepsi mereka
semakin diperkuat.
3. Jenis-Jenis Miskonsepsi
|
No
|
Jenis
Miskonsepsi
|
Keterangana
|
|
1
|
Kepercayaan
|
Konsepsi
popular yang berasal dari pengalaman sehari-hari.
Contoh:
kentang dapat megurangi kadar garam dalam larutan
|
|
2
|
Kepercayaan
non-ilmiah
|
Termasuk
di dalamnya adalah pandangan yang keliru yang dipelajari siswa dari sumber
non ilmiah, misalnya mitos dan sebagainya.
Contoh:
gas tidak memiliki massa
|
|
3
|
Salah
paham konseptual
|
Berkembang
saat siswa diberi informasi ilmiah yang tidak memberi tantangan pada paradoks
dari kepercayaan beku dan kepercayaan non ilmiah.
Contoh:
larutan adalah campuran zat dengan air
|
|
4
|
Miskonsepsi
vernacular
(dialek)
|
Muncul
dari penggunaan kata atau istilah yang berbeda pada kehidupan sehari-hari dan
ilmiah.
contoh:
Air berwarna putih atau air berwarna bening.
|
|
5
|
Miskonsepsi
faktual
|
Kesalahan
konsep yang terjadi dari sejak kecil dan tidak berubah atau tertantang hingga
dewasa.
Contoh:
zat kimia itu berbahaya
|
PERMASALAHAN :
Miskonsepsi
adalah ketidaksesuaian konsep yang dimiliki oleh siswa dengan konsep para ahli.
Secara garis besar penyebab miskonsepsi dapat dikelompokkan menjadi lima
kelompok, yaitu siswa, guru, buku teks, konteks dan metode mengajar. Penyebab
yang berasal dari siswa dapat terdiri dari berbagai hal seperti prakonsepsi
awal, kemampuan, tahap perkembangan minat, cara berpikir dan teman lain.
Penyebab kesalahan dari guru dapat berupa ketidakmampuan guru, kurangnya
penguasaan bahan, cara mengajar yang tidak tepat. Bagaimana cara mengatasi hal
tersebut ?
Secara garis besar langkah yang digunakan untuk membantu mengatasi miskonsepsi yang pertama adalah Mencari atau mengungkap miskonsepsi yang dilakukan siswa. Paul Suparno (2005:56) menjelaskan bahwa untuk dapat memahami gagasan siswa beberapa hal dapat dilakukan antara lain: Siswa dibebaskan mengungkapkan gagasan dan pemikirannya mengenai bahan yang sedang dibicarakan. Hal ini dapat dilakukan secara lisan atau tertulis Guru memberi pertanyaan kepada siswa tentang konsep yang biasanya membuat siswa bingung dan siswa diminta menjawab sejara jujur. Guru mengajak siswa untuk berdiskusi tentang bahan tertentu yang biasanya mengandung miskonsepsi, dan guru membiarkan siswa berdiskusi dengan bebas. yang kedua Mencoba menemukan penyebab miskonsepsi tersebut Kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengetahui sebab miskonsepsi, antara lain: Guru melakukan wawancara pribadi ataupun umum di depan kelas Memberikan pertanyaan tertulis yang diberikan kepada siswa. Sangat baik bila disatukan dengan miskonsepsi siswa. yang ketiga Mencari perlakuan yang sesuai untuk mengatasi. Metode mengajar yang dilakukan untuk meminimalisasi miskonsepsi haruslah sesuai dengan kebutuhan siswa, efektivitas metode tersebut. Hal ini tentunya diperlukan kejelian pendidik memilih metode yang cocok untuk materi tertentu.
BalasHapusselain itu juga dapat dilakukan dengan mencoba menemukan penyebab miskonsepsi tersebut misalnya Kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengetahui sebab miskonsepsi, antara lain: Guru melakukan wawancara pribadi ataupun umum di depan kelas Memberikan pertanyaan tertulis yang diberikan kepada siswa. Sangat baik bila disatukan dengan miskonsepsi siswa
Hapusmiskonsepsi dapat terjadi karena kurangnya kesiapan guru dalam mengajar, contoh sederhana dari miskonsepsi yang dilakukan guru adalah mengatakan bahwa air laut berwarna biru. jadi hal yang harus dilakukan guru agar tidak terjadi miskonsepsi dalam KBM adalah :
BalasHapusMemperbanyak pengetahuan
Memperbanyak pengetahuan adalah upaya guru mengurangi ketertinggalannya atas fakta-fakta yang berkaitan dengan materi yang akan dilaksakan di kelas. Kegiatan memperbanyak pengetahuan dapat dilakukan dengan jalan mencari informasi di internet, membaca buku, atau bertanya kepada ahli.
Mencoba kegiatan sebelum dilaksanakan di kelas
Hal ini merupakan kegiatan wajib bagi guru terutama bagi guru yang akan mengajak siswanya melakukan pengamatan atau percobaan. Dengan mencoba terlebih dahulu sebelum dilaksanakan di dalam kelas, guru akan memiliki gambaran tentang bagaimana jalannya kegiatan yang akan dilaksanakan di kelas nanti. Selain itu, guru juga memiliki kesiapan menjawab pertanyaan-pertanyaan siswa.
Memilih metode dan media pembelajaran yang tepat
Pemilihan metode dan media pembelajaran yang tepat adalah memilih metode dan media pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan. Pembelajaran IPA menitikberatkan kepada pembelajaran yang berproses, sehingga hendaknya metode pembelajaran yang dipilih adalah metode pembelajaran eksperimen, proyek, atau demonstrasi.
Evaluasi diri
Evaluasi diri yang dimaksud adalah keterbukaan menerima saran dan segera memperbaiki diri apabila melakukan kesalahan. guru hendaknya bersedia menerima sran dan kritik dari siapapun. Daran dan kritik ini diharapkan dapat meningkatkan semangat guru untuk mengurangi miskonsepsi yang sudah dilakukan.
Metode mengajar yang dilakukan untuk meminimalisasi miskonsepsi haruslah sesuai dengan kebutuhan siswa, efektivitas metode tersebut. Hal ini tentunya diperlukan kejelian pendidik memilih metode yang cocok untuk materi tertentu.
HapusSecara garis besar langkah yang digunakan membantu mengatasi miskonsepsi yaitu mencoba menemukan penyebab miskonsepsi tersebut dan mencari perlakuan yang sesuai untuk mengatasi. Selain itu guru harus menjelaskan pembelajaran khususnya materi yg membutukan pemahaman yang lebih secara berulang-ulang sehingga siswa mampu mengingat dan memahaminya secara maksimal, guru juga harus menguasai materi yg diajarkan dengan maksumal agar tidak terjadi kslahan dalam memyampaikannya. Serta guru juga perlu malakukan variasi dalam pembelajran agar manarik pehatuan siswa agar siswa menyimak dengan makskmal.
BalasHapusvariasi dalam pembelajaran yang bagaimana dapat menarik perhatian siswa agar siswa tersebut menyimak dengan maksimal?
Hapusvariasi dalam pembelajaran bisa dengan menggunakan metoda yang baru misalnya jika pada kebiasaannya guru hanya memakai metode ceramah bisa diganti atau dikolborasi dengan diskusi kelompok atau melakukan eksperimen. selain itu guru juga dapat mengubah kebiasaan yang hanya menggunakan media papan tulis dengan menggunakan media embelajaran yang interaktif.
Hapus