UJIAN TENGAH SEMESTER WORKSHOP PENDIDIKAN KIMIA
NAMA : AYU RAHMAWATI PUTRI
NIM : A1C114001
PRODI : PENDIDIKAN KIMIA
MATA KULIAH : WORKSHOP PENDIDIKAN KIMIA
DOSEN : Dr. Syamsurizal, M.Si
1. Berpikir
tingkat tinggi di dalam pembelajaran kimia salah satunya dengan menyusun suatu peta
konsep.
a.
Peta
konsep
b.
Konsep
tentang hidrokarbon
Ø hidrokarbon
adalah sebuah senyawa yang terdiri dari unsur atom karbon (C) dan atom hidrogen
(H). Seluruh hidrokarbon memiliki rantai karbon dan atom-atom hidrogen yang
berikatan dengan rantai tersebut. Istilah tersebut digunakan juga sebagai
pengertian dari hidrokarbon alifatik.
Ø Hidrokarbon jenuh/tersaturasi (alkana) adalah hidrokarbon yang paling sederhana.
Hidrokarbon ini seluruhnya terdiri dari ikatan tunggal dan terikat dengan
hidrogen. Rumus umum untuk hidrokarbon tersaturasi adalah CnH2n+2.Hidrokarbon
jenuh merupakan komposisi utama pada bahan bakar fosil dan ditemukan dalam
bentuk rantai lurus maupun bercabang. Hidrokarbon dengan rumus molekul sama
tapi rumus strukturnya berbeda dinamakan isomer struktur.
Ø Hidrokarbon tak jenuh/tak tersaturasi adalah hidrokarbon yang memiliki satu atau lebih
ikatan rangkap, baik rangkap dua maupun rangkap tiga. Hidrokarbon yang
mempunyai ikatan rangkap dua disebut dengan alkena, dengan rumus umum CnH2n.Hidrokarbon
yang mempunyai ikatan rangkap tiga disebut alkuna, dengan rumus umum CnH2n-2.
Ø Alkana
merupakan hidrokarbon jenuh yang paling sederhana merupakan suatu deret senyawa
yang memenuhi rumus umum CnH2n+2 dan dinamakan alkana
atau parafin. Suku pertama sampai dengan 10 senyawa alkana dapat diperoleh
dengan mensubstitusikan harga n (n menyatakan jumlah atom karbon yang
terdapat pada senyawa hidrokarbon)
Ø Alkena tergolong
hidrokarbon tidak jenuh yang mengandung satu ikatan rangkap dua antara dua atom
C yang berurutan, Alkena mempunyai 2 atom H lebih sedikit dari alkana. Oleh
karena itu rumus umumnya menjadi CnH2n+2-2H = CnH2n.
Ø Alkuna merupakan
deret senyawa hidrokarbon tidak jenuh yang dalam tiap molekulnya mengandung
satu ikatan rangkap 3 diantara dua atom C yang berurutan. Untuk membentuk
ikatan rangkap 3 atau 3 ikatan kovalen diperlukan 6 elektron, sehingga tinggal
satu elektron pada tiap-tiap atom C tersisa untuk mengikat atom H. Jumlah atom
H yang dapat diikat berkurang dua, sehingga rumus umumnya menjadi CnH2n+2
- 4H = CnH2n-2
2.
Miskonsepsi atau salah konsep merupakan konsep yang tidak sesuai dengan
pengertian ilmiah atau pengertian yang diterima para ilmuwan pada bidang yang
bersangkutan. Miskonsepsi yang terjadi dalam pembelajaran kimia berhubungan
dengan kesulitan dalam memahami materi ilmu kimia. Terjadinya miskonsepsi dapat
disebabkan oleh gagasan-gagasan yang tidak ilmiah yang muncul dalam
pikiran-pikiran siswa. Penyebab sesungguhnya seringkali juga sulit diketahui,
karena siswa kadang-kadang tidak secara terbuka mengungkapkan bagaimana hingga
mereka memiliki konsep yang tidak tepat tersebut.
kajian kimia terdiri dari tiga aspek
yang saling terkait satu dengan yang lain yang dilukiskan sebagai triangle,
yaitu makroskopis, mikroskopis, dan simbol. Keterkaitan tiga aspek kajian kimia
disajikan pada Gambar 2.1.
Gambar.
Kaitan Tiga Aspek Kajian dalam Ilmu Kimia
Ø Aspek makroskopis merupakan fenomena
yang bisa diobservasi (dilihat, dirasakan, dan dicium). Aspek makroskopis yang menunjukkan fenomena-fenomena
kimia yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari yang dapat diindera oleh mata
seperti reaksi oksidasi reduksi pada perkaratan besi. Bagaimana fenomena ini
terjadi akan dijelaskan melalui level mikroskopis yang mampu mereprentasikan
tentang susunan dan pergerakan partikel zat dalam suatu fenomena yang tidak
langsung teramati oleh siswa.
Ø Aspek mikroskopis merupakan fenomena
kimia yang nyata menunjukkan tingkat partikulat
sehingga tidak bisa dilihat tetapi bisa digunakan untuk pergerakan
electron, molekul, partikel dan atom.
Ø Aspek simbolik adalah representasi
yang berupa gambar, perhitungan kimia, grafik dan komputasi.
Contohnya : Salah satu materi pada
pembelajaran kimia adalah materi termokimia.
Aspek makroskopis termokimia adalah : a) system dan lingkungan; b)
rekasi eksoterm dan endoterm; c) macam macam perubahan entalpi; d) pembakaran
bahan bakar; Level submikroskopisnya
adalah merepresentasikan perpindahan energy dari system ke lingkungan atau
sebaliknya, susunan dan pergerakan partikel zat pada perubahan entalpi dan pembakaran bahan bakar. Sedangkan level
simboliknya adalah penentuan ∆H reaksi.
3. Kendala dalam implementasi kurikulum
2013 pada jenjang SMP dan SMA dalam pembelajaran kimia
a.
Faktor utama penyebab timbulnya
hambatan implementasi kurikulum 2013 dalam pembelajaran kimia
Kurikulum
adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, danbahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Kurikulum
2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan
hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif,
inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. Kurikulum 2013 lebih menekan kan
pada pendidikan karakter untuk siswa dan siswa dituntut aktif bertanya melalui
pengamatan dari lingkungan sekitarnya. Sehingga disetiap jam pelajaran
yang diajarkan terdapat mata pelajaran pendidikan agama Islam dan pendidikan
pancasila. Oleh karena itu guru merasa tebebani karena harus mengajarkan mata
pelajaran yang bukan bidangnya.
penyebab
timbulnya hambatan implementasi kurikulum 2013 dalam pembelajaran kimia adalah :
Ø proses penilaian yang dianggap rumit.
Banyak yang belum paham dalam memberikan penilaian dalam implementasi kurikulum
2013
Ø guru masih kesulitan menerapkan scientific approach dalam kegiatan
belajar mengajar.
Ø Sulit membuat siswa aktif. Sebab dalam kurikulum 2013, guru harus pintar
menjadi fasilitator agar siswa bertanya.
Ø Kurangnya media pembelajaran
Ø Kurangnya buku panduan dalam proses
pembelajaran, guru tidak melepaskan
siswa untuk belajar sendiri, sehingga guru masih menerapkan metode ceramah
dalam proses pembelajaran.
b. Peta konsep
4. Penerapan sistem penilaian otentik
dalam pembelajaran kimia
a.
Manfaat penilaian otentik bagi siswa
Penilaian
otentik merupakan konsep besar yang meliputi sistem pengukuran hasil
belajaar dalam bentuk “produk intelektual yang bernilai, signifikan, dan
bermakna”. Bilamana guru menerapkan model penilaian otentik untuk menghimpun
informasi mengenai prestasi siswa, maka guru menerapkan berbagai kriteria yang
berkenaan dengan ‘ konstruksi ilmu pengetahuan, disiplin dalam melakukan
penelitian, serta nilai-nilai yang dapat siswa kuasai sesuai dengan harapan
sekolah.
Menerapkan
model penilaian otentik berpotensi mendatangkan berbagai manfaat yaitu:
1. Siswa
berperan aktif dalam proses penilaian. Pada fase ini dapat mengurang rasa
cemas, takut mendapatkan nilai jelek yang dapat menggganggu harga dirinya.
2. Penilaian
autentik berhasil digunakan dengan siswa dari berbagai latar belakang budaya,
gaya belajar, dan kemampuan akademik.
3. Tugas yang
digunakan dalam penilaian otentik lebih menarik dan mencerminkan kehidupan
sehari-hari siswa.
4. Sikap yang
lebih positif terhadap sekolah dan belajar dapat berkembang.
5. Penilaian
otentik mempromosikan pendekatan yang lebih berpusat pada siswa untuk mengajar.
6. Guru
memegang peran lebih besar dalam proses penilaian selain melalui program
pengujian tradisional. keterlibatan ini lebih mungkin untuk memastikan proses
evaluasi mencerminkan tujuan dan sasaran program.
7. penilaian
otentik menyediakan informasi yang berharga kepada guru pada kemajuan siswa
serta keberhasilan instruksi.
8. Orang tua
akan lebih mudah memahami penilaian otentik dari persentil abstrak,
perangkingan, dan pengukuran lain tes standar.
9. penilaian
autentik baru untuk kebanyakan siswa. Mereka mungkin curiga pada awalnya, tahun
pengkondisian dengan paper tes,, mencari jawaban yang benar tunggal, tidak
mudah dibatalkan.
10.
penilaian otentik memerlukan cara baru untuk merasakan
bahwa dia sedang belajar dan dievaluasi.
11.
Peran guru juga berubah. Tugas khusus, baik dalam
bentuk pekerjaan maupun dalam bentuk pengasaan pengetahuan dan keterampilan
haru harus diidentifikasi secara jelas di awal.
12.
Dengan cara itu maka siswa dapat memulai sesuatu yang
berbaik skala kecil dan dari awal.
b. Penilaian autentik sebisa mungkin melibatkan parsisipasi
peserta didik, khususnya dalam proses dan aspek-aspek yang akan dinilai. Guru
dapat melakukannya dengan meminta para peserta didik menyebutkan unsur-unsur
proyek/tugas yang akan mereka gunakan untuk menentukan kriteria penyelesaiannya.
Penerapan
penilaian auntentik dalam praktikum kimia, dapat menggunakan penilaian
kinerja. Penilaian kinerja adalah suatu penilaian yang meminta siswa untuk melakukan suatu tugas pada
situasi yang sesungguhnya yang mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan
yang dibutuhkan.
Ada
beberapa cara untuk memetakan hasil penilaian berbasis kinerja, yakni Daftar
cek (checklist), Catatan anekdot/narasi (anecdotal/narative records), Skala
penilaian (rating scale), Memori atau ingatan (memory approach).
Penilaian kinerja cocok digunakan untuk menilai
ketercapaian penguasaan kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugas
tertentu, seperti: praktik di laboratorium, presentasi, diskusi, bernyanyi, dan
membaca puisi/deklamasi. Penilaian unjuk kerja perlu mempertimbangkan hal-hal
berikut:
a.
langkah-langkah kerja yang diharapkan
untuk dilakukan peserta didik dalam menunjukkan kinerja dari suatu kompetensi.
b.
kelengkapan dan ketepatan aspek yang
akan dinilai dalam kinerja tersebut.
c.
kemampuan-kemampuan khusus yang
diperlukan untuk menyelesaikan tugas.
d.
kemampuan yang akan dinilai tidak
terlalu banyak (hanya yang esensial), sehingga semua dapat diamati.
e.
kemampuan yang akan dinilai diurutkan
berdasarkan urutan yang akan diamati
Komentar
Posting Komentar