MODEL PEMBELAJARAN KUANTUM




1. Pengertian Quantum Teaching and Learning
Quantum Teaching adalah pendekatan proses belajar yang dapat memunculkan kemampuan dan bakat alamiah siswa dalam membangun proses pembelajaran yang efektif. Model pembelajaran Quantum Teaching menekankan pada teknik meningkatkan kemampuan diri dan proses penyadaran akan potensi yang dimiliki.
             asas utama Quantum Teaching adalah “Bawalah dunia mereka ke dunia kita dan antarkan dunia kita ke dunia mereka”. Inilah asas utama yang merupakan dasar model Quantum Teaching. Hal ini dapat diartikan bahwa kita diingatkan tentang pentingnya memasuki dunia murid dengan mengaitkan apa yang kita ajarkan dengan sebuah peristiwa, pikiran atau perasaan yang diperoleh dari kehidupan rumah, sosial atau akademis mereka. Setelah kaitan itu terbentuk, kita dapat membawa mereka kedalam dunia kita dan memberikan mereka pemahaman kita mengenai isi dunia itu
            Model pembelajaran Quantum Teaching merupakan model belajar yang menyenangkan bagi siswa. Pembelajaran yang menyenangkan dapat mengembangkan secara cepat potensi siswa karena berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada proses belajar yang dialami siswa.
Quantum learning adalah seperangkat metode dan falsafah belajar yang telah terbukti efektif di sekolah dan bisnis bekerja untuk semua tipe orang, dan segala usia. Quantum learning berakar dari upaya Dr. Georgi Lozanoy, seorang penyidik berkebangsaan Bulgaria yang bereksperimen  dengan apa yang disebutnya sebagai “Suggestology” atau “Suggestopedia”.
Prinsip quantum learning adalah bahwa sugesti dapat  dan pasti mempengaruhi hasil situasi belajar, dan setiap detail apapun memberikan sugesti positif maupun negatif.
Quantum learning  mencakup aspek-aspek penting dalam program neurologistik (NLP), yaitu suatu penelitian tentang bagaimana otak mengatur informasi. Quantum learning adalah gabungan yang sangat seimbang antara bekerja dan bermain, antara rangsangan internal dan eksternal, dan antara waktu yang dihabiskan di dalam zona yang aman.
2.      Karakteristik Quantum Teaching & Leraning

a.    Berpangkal pada psikologi kognitif
b.    Bersifat humanistik, manusia selaku pembelajar menjadi pusat perhatian. Potensi diri, kemampuan pikiran, daya motivasi dan sebagainya dari pembelajar dapat berkembang secara optimal dengan meniadakan hukuman dan hadiah karena semua usaha yang dilakukan pembelajar dihargai. Kesalahan sebagai manusiawi
c.    Bersifat konstruktivistis, artinya memadukan, menyinergikan, dan mengolaborasikan faktor potensi diri manusia selaku pembelajar dengan lingkungan (fisik dan mental) sebagai konteks pembelajaran. Oleh karena itu, baik lingkungan maupun kemampuan pikiran atau potensi diri manusia harus diperlakukan sama dan memperoleh stimulant yang seimbang agar pembelajaran berhasil baik
d.   Memusatkan perhatian pada interaksi yang bermutu dan bermakna. Dalam proses pembelajaran dipandang sebagai penciptaan intekasi-interaksi bermutu dan bermakna yang dapat mengubah energi kemampuan pikiran yang dapat mengubah energi kemampuan pikiran dan bakat alamiah pembelajar menjadi cahaya yang bermanfaat bagi keberhasilan pembelajar.
e.    Menekankan pada pemercepatan pembelajaran dengan taraf keberhasilan tinggi. Dalam prosesnya menyingkirkan hambatan dan halangan sehingga menimbulkan hal-hal yang seperti: suasana yang menyengkan, lingkungan yang nyaman, penataan tempat duduk yang rileks, dan lain-lain.
f.     Menekankan kealamiahan dan kewajaran proses pembelajaran. Dengan kealamiahan dan kewajaran menimbulkan suasana nyaman, segar sehat, rileks, santai, dan menyenangkan serta tidak membosankan.
g.    Menekankan kebermaknaan dan dan kebermutuan proses pembelajaran. Dengan kebermaknaan dan kebermutuan akan menghadirkan pengalaman yang dapat dimengerti dan berarti bagi pembelajar, terutama pengalaman perlu diakomodasi secara memadai.
h.    Memiliki model yang memadukan konteks dan isi pembelajaran. Konteks pembelajaran meliputi suasana yang memberdayakan, landasan yang kukuh, lingkungan yang mendukung, dan rancangan yang dinamis. Sedangkan isi pembelajaran meliputi: penyajian yang prima, pemfasilitasan yang fleksibel, keterampilan belajar untuk belajar dan keterampilan hidup.
i.      Menyeimbangkan keterampilan akademis, keterampilan hidup dan prestasi material.
j.      Menanamkan nilai dan keyakinan yang positif dalam diri pembelajar. Ini mengandung arti bahwa suatu kesalahan tidak dianggapnya suatu kegagalan atau akhir dari segalanya. Dalam proses pembelajarannya dikembangkan nilai dan keyakinan bahwa hukuman dan hadiah tidak diperlukan karena setiap usaha harus diakui dan dihargai.
k.    Mengutamakan keberagaman dan kebebasan sebagai kunci interaksi. Dalam prosesnya adanya pengakuan keragaman gaya belajar siswa dan pembelajar.
l.      Mengintegrasikan totalitas tubuh dan pikiran dalam proses pembelajaran, sehinga pembelajaran bisa berlangsung nyaman dan hasilnya lebih optimal.

3. Perbedaan Quantum Teaching dan Quantum Learning

Teaching dan Learning merupakan model pembelajaran yang sama-sama dikemas Bobbi DePorter yang diilhami dari konsep kepramukaan, sugestopedia, dan belajar melalui berbuat. Teaching diarahkan untuk proses pembelajaran guru saat berada di kelas, berhadapan dengan siswa, merencanakan pembelajaran, dan mengevaluasinya. Pola Teaching terangkum dalam konsep TANDUR, yakni Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan. Sementara itu, Learning merupakan konsep untuk pembelajar agar dapat menyerap fakta, konsep, prosedur, dan prinsip sebuah ilmu dengan cara cepat, menyenangkan, dan berkesan. Jadi, Teaching diperuntukkan guru dan Learning diperuntukkan siswa atau masyarakat umum sebagai pembelajar. Sebagai guru, Ibu tentunya perlu mendalami keduanya agar bisa menyerap konsep secara utuh dan terintegrasi.
Dalam Teaching, guru sangat diharapkan sebagai aktor yang mampu memainkan berbagai gaya belajar anak, mengorkestrakan kelas, menghipnotis kelas dengan daya tarik, dan menguatkan konsep ke dalam diri anak. Prinsipnya, bawalah dunia guru ke dunia siswa dan ajaklah siswa ke dunia guru. Dalam Teaching, tidak ada siswa yang bodoh, yang ada adalah siswa yang belum berkembang karena titik sentuhnya belum cocok dengan titik sentuh yang diberikan guru. Berarti, guru perlu penyesuaian sesuai dengan kondisi siswa dengan berpedoman pada segalanya bertujuan, segalanya berbicara, mengalami sebelum pemberian nama, akui setiap usaha, dan rayakan.
Learning merupakan strategi belajar yang bisa digunakan oleh siapa saja selain siswa dan guru karena memberikan gambaran untuk mendalami apa saja dengan cara mantap dan berkesan. Caranya, seorang pembelajar harus mengetahui terlebih dahulu gaya belajar, gaya berpikir, dan situasi dirinya. Dengan begitu, pembelajar akan dengan cepat mendalami sesuatu. Banyak orang yang telah merasakan hasilnya setelah mengkaji sesuatu dengan cara Learning. Segalanya dapat dengan mudah, cepat, dan mantap dikaji dan didalami dengan suasana yang menyenangkan.
1.    Teaching diarahkan untuk proses pembelajaran guru saat berada di kelas, berhadapan dengan siswa, merencanakan pembelajaran, dan mengevaluasinya. Pola Teaching terangkum dalam konsep TANDUR, yakni Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan.
2.    Learning merupakan konsep untuk pembelajar agar dapat menyerap fakta, konsep, prosedur, dan prinsip sebuah ilmu dengan cara cepat, menyenangkan, dan berkesan.Pola Teaching terangkum dalam konsep AMBAK yakni Apa Manfaatnya Bagiku.

4. Teknik-Teknik Quantum Teaching & Learning
Quantum Teaching menawarkan model-model pembelajaran yang berprinsip memberdayakan potensi siswa dan kondisi di sekitarnya. Model-model tersebut adalah model AMBAK dan TANDUR.
a.Teknik AMBAK
AMBAK adalah suatu teknik penting dalam Quantum Teaching. AMBAK merupakan singkatan dari APA MANFAAT BAGIKU. Teknik ini menekankan bagaimana sedapat mungkin bisa menghadirkan perasaan dalam diri siswa bahwa apa yang mereka pelajari akan memberikan manfaat yang besar. Secara terperinci teknik AMBAK bisa dijelaskan sebagai berikut:
1) A: Apa yang dipelajari
Dalam pelajaran akhlak tentang akhlak terpuji misalnya, guru hanya menetapkan prinsip dari akhlaq-akhlaq tersebut, anak didiklah yang menentukan berbagai tema pelajaran sebagai contohnya. Misalnya, mereka di bawah ke sebuah pasar lalu dibiakan mengamati segala interaksi yang ada di pasar, baik antara penjual dan pembeli maupun para pengunjung yang ada di pasar.
2)  M: Manfaat
Kadang guru lupa menjelaskn manfaat yang diperoleh dari pelajaran yang diajarkan. Contohnya, pelajaran tenteng berwudlu. Guru tidak hanya menjelaskan syarat sah dan rukun wudlu, tetapi lebih dari itu guru harus bisa menjelaskan kepada siswa apa hikmah yang bisa diambil dari berwudlu. Intinya guru harus mendorong siswa bisa memahami sesuatu situasinya yang sebenarnya (insight), sehingga siswa tertantang untuk mempelajari semua hal dengan lebih mendalam.
3) B: Bagiku
Manfaat apa yang akan saya dapat di kemudian hari dengan mempelajari ini semua. Misalnya, pelajaran bersuci dengan tayammum. Mungkin bagi siswa yang berada di daerah dengan paskoan air melimpah, mungkin pelajaran tayammum tidak banyak memberikan arti. dalam kondisi ini, guru harus bisa menjelaskan kepada siswa bahwa suatu ketika model bersuci dengan tayammum pasti akan bermanfaat, terlebih ketika dalam suatu perjalanan tidak menemukan air atau ketika sakit yang tidak diperkenankan terkena air.
Teknik AMBAK dia atas, meneunjukkan kepada kita betapa Quantum Teaching lebih menekankan pada pembelajaran yang sarat makna dan sistem nilai yang bisa dikotribusikan kelak saat anak dewasa nanti.
b.Teknik TANDUR
Teknik pembelajaran Quantum Teaching yang lain yang dapat digunakan adalah teknik TANDUR, yakni:
1) T: Tumbuhkan
Tumbuhkan minat siswa dengan memuaskan “Apakah Manfaatnya Bagiku” dan manfaatkan kehidupan siswa. Dengan demikian, seorang guru tidak hanya memposisikan diri sebagai pentransfer ilmu pengetahuan saja, tetapi juga fasilitator, mediator, dan motivator. Dalam MP PAI, misalnya guru harus bisa menjelaskan kepada siswa akan pentingnya belajar PAI. Di samping itu guru juga harus memotivasi siswa bahwa belajar agama dapat menunjang perbaikan pribadi pada masa sekarang dan masa yang akan datang.
2) A: Alam
Ciptakan atau datangkan pengalaman umum yang dapat dimengerti semua siswa. Artinya, bagaimana guru bisa mengahadirkan suasana alamiah yang tidk membedakan antara yang satu dengan yang lain. Memang, tidak bisa dipungkiri bahwa kemampuan masing-masing siswa berbeda, namun hal itu tidak boleh menjadi alasan bagi guru mendahulukan yang lebih pandai dari yang kurang pandai. Semua siswa harus mendapat perlakuan yang sama.
3)N: Namai
Sediakan kata kunci, konsep, model, rumus, atau strategi terlebih dahulu terhadap sesuatu yang akan diberikan kepada siswa. Guru sedapat mungkin memberikan pengantar terhadap materi yang hendak disampaikan. Hal ini dimaksudkan agar ada informasi pendahuluan yang bisa diterima oleh siswa. selain itu, guru diharapkan juga bis amembuat kata kunci terhadap hal-hal yang dianggap sulit. Dengan kata lain, guru harus bisa membuat sesuatu yang sulit menjadi sesuatu yang mudah.
4) D: Demonstrasikan
Sediakan kesempatan bagi siswa untuk “menunjukkan bahwa mereka tahu”. Sering kali dijumpai ada siswa yang mempunyai beragam kemampuan, akan tetapi mereka tidak mempunyai keberanian untuk menunjukkannya. Dalam kondisi ini, para guru harus tanggap dan memberikan kesempatan kepada mereka untuk unjuk rasa dan memberikan motivasi agar berani menunjukkan karya-karya mereka kepada orang lain.
5) U: Ulangi
Tunjukkan kepada siswa bagaimana cara mengulangi materi secara efektif. Pengulangan materi dalam suatu pelajaran akan sangat membantu siswa mengingat materi yang disampaikan guru dengan mudah.
6) R: Rayakan
Keberhasilan dan prestasi yang diraih siswa, sekecil apapun, harus diberi apresiasi oleh guru. Bagi siswa perayaan akan mendorong mereka memperkuat rasa tanggung jawab. Perayaan akan mengajarkan kepada mereka mengenai motivasi hakiki tanpa “insentif”. Siswa akan menanti kegiatan belajar, sehingga pendidikan mereka lebih dari sekedar mencapai nilai tertentu. Hal ini untuk menummbuhkan rasa senang pada diri siswa yang pada gilirannya akan melahirkan kepercayaan diri untuk berprestasi lebih baik lagi.
c. Teknik ARIAS
Pembelajaran dengan teknik ARIAS terdiri dari lima komponen (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, dan Satisfaction) yang disusun berdasarkan teori belajar. Kelima komponen tersebut merupakan satu-kesatuan yang diperlukan dalam kegiatan pembelajaran. Deskripsi singkat masing-masing komponen dan beberapa contoh yang dapat dilakukan untuk membangkkitkan dan menngkatkannya kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut.
1) Assurance (percaya diri)
Siswa yang memiliki sikap percaya diri memiliki penilaian positif tentang dirinya cenderung menampilkan prestasi yang baik secara terus-menerus. Sikap percaya diri, yakin akan berhasil ini perlu ditanamkan kepada siswa untuk mendorong mereka agar berusaha dengan maksimal guna mencapai keberhasilan yang optimal.
2) Relevance
Yaitu berhubungan dengan kehidupan siswa baik berupa pengalaman sekarang atau yang telah dimiliki maupun yang berhubungan dengan kebutuhan sekarang atau yang akan datang. Dengan tujuan yang jelas mereka akan mengetahui kemampuan apa yang akan dimiliki dan pengalaman apa yang akan didapat. Mereka juga akan mengetahui kesenjangan anatara kemampuan yang telah dimiliki dengan kemampuan baru itu sehingga kesenjangan tadi dapat dikurangi atau bahkan dihilangkan sama sekali.
3)Interest
Adalah yang berhubungan dengan minat/perhatian siswa. Dalam kegiatan pembelajaran minat/perhatian  tidak hanya harus dibangkitkan melainkan juga harus dipelihara selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Oleh karena itu, guru harus memerhatikan berbagai bentuk dan memfokuskan pada minat/perhatian dalam kegiatan pembelajaran. Minat/perhatian merupakan alat yang sangat berguna dalam usaha mempengaruhi hsil belajar siswa.
4) Assessment
Yaitu yang berhubungan dengan evaluasi terhadap siswa. Evaluasi merupakan suatu bagian pokok dalam pembelajaran yang memberikan keuntungan bagi guru dan siswa. Bagi guru evaluasi merupakan alat untuk mengetahui apakah yang telah diajarkan sudah dipahami oleh siswa; untuk memonitor kemajuan siswa sebagai individu maupun sebagai kelompok; untuk merekam apa yang telah siswa capai, dan untuk membantu siswa dalam belajar. Bagi siswa, evaluasi merupakan umpan balik tentang kelebihan dan kelemahan yang dimiliki, dapat mendorong belajar lebih baik dan meningkatkan motivasi berprestasi.
5) Satifaction
Yaitu yang berhubungan dengan rasa bangga, puas atas hasil yang dicapai. Dalam teori belajar satisfaction adalah reinforcement (penguatan). Sisa yang telah berhasil mengerjakan atau mencapai sesuatu merasa bangga/puas atas keberhasilan tersebut. Keberhasilan dan kebanggaan itu menjadi penguat bagi siswa tersebut untuk mencapai keberhasilan berikutnya.
d.Teknik PAKEM
PAKEM adalah singkatan darii Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertnyakan, dan mengemukakan gagasan. Jika pembelajaran tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif, maka pembelajaran tersebut bertentangan dengan hakikat belajar.
Secara garis besar, gambaran PAKEM adalah sebagai berikut: siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat.
Apa yang harus diperhatikan dalam melaksanakan PAKEM?
1)      Memahami sifat yang dimiliki anak
2)      Mengenal anak secara perorangan
3)      Memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian belajar
4)      Mengembangkan segala kemampuan siswa
5)      Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik
6)      Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar
7)      Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar
8)      Membedakan antara aktif fisik dan aktif mental.

5. Model Quantum Teaching & Learning
Model pembelajaran Quantum teaching dan learning dibagi atas dua kategori, yaitu konteks dan isi. Konteks meliputi:
1.      lingkungan,
2.      suasana
3.      landasan,
4.      rancangan.
Sedangkan isi mencakup masalah penyajian dan fasilitasai (mempermudah proses belajar). Dalam konteks, guru dituntut harus mampu mengubah:
1.      suasana yang memberdayakan untuk kegiatan PBM
2.      landasan yang kukuh untuk kegiatan PBM,
3.       lingkungan yang mendukung PBM
4.      rancangan pembelajaran yang dinamis.
Sedangkan dalam isi guru dituntut untuk mampu menerapkan keterampilan penyampaian isi pembelajaran dan srtategi yang dibutuhkan siswa untuk bertanggungjawab atas apa yang dipelajarinya.

PERTANYAAN :
Prinsip dari quantum teaching ialah bawalah dunia guru ke dunia siswa dan ajaklah siswa ke dunia guru. Dalam Teaching, tidak ada siswa yang bodoh, yang ada adalah siswa yang belum berkembang karena titik sentuhnya belum cocok dengan titik sentuh yang diberikan guru. Bagaimana strategi guru dalam menerapkan quantum teaching dalam proses pembelajaran ?





Komentar

  1. Timbulnya berbagai permasalahan dalam setiap proses prembelajaran mendorong beberapa praktisi pendidikan untuk menciptakan beberapa strategi pembelajaran, salah satunya adalah strategi pembelajaran kuantum (Quantum Teaching). Pembelajaran quantum merupakan cara baru yang memudahkan proses belajar, yang memadukan unsur seni dan pencapaian yang terarah untuk segala mata pelajaran. Pembelajaran kuantum adalah penggubahan belajar yang meriah dengan segala nuansanya, yang menyertakan segala kaitan, interaksi dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar serta berfokus pada hubungan dinamis dalam lingkungan kelas-interaksi yang mendirikan landasan dalam kerangka untuk belajar.

    BalasHapus
  2. salah satunya dengan strategi Pakem yang diterapkan akan meningkatkan peran guru menjadi lebih bermakna lagi yaitu sebagai fasilitator dan motivator pembelajaran. Guru dituntut harus mampu merencanakan, menciptakan & menemukan kegiatan yang bersifat menantang yang akan membuat peserta didik berpikir, memberikan alasan logis & menggunakan pemikiran secara baik. Lahirnya Quantum Teaching untuk memenuhi kebutuhan para guru agar pembelajaran tidak terkesan menoton dan hasil yang diharapkan bisa tercapai dengan lebih baik serta pembelajaran dapat berjalan menyenangkan.

    BalasHapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  4. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  5. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

BERPIKIR TINGKAT TINNGI DALAM PROSES PEMBELAJARAN KIMIA

MISKONSEPSI DALAM PEMBELAJARAN KIMIA

KETERLAKSANAAN PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA DI SMA