PENILAIAN AUTENTIK




1. PENGERTIAN PENILAIAN AUTENTIK
Penilaian Autentik adalah pengukuran atas proses dan hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap (afektif), keterampilan (psikomotor), dan Pengetahuan (kognitif). 
Penilaian autentik adalah istilah yang diciptakan untuk menjelaskan berbagai metode penilaian alternatif yang memungkinkan siswa dapat mendemonstrasikan kemampuannya dalam menyelesaikan tugas-tugas dan menyelesaikan masalah. Sekaligus, mengekspresikan pengetahuan dan keterampilannya dengan cara mensimulasikan situasi yang dapat ditemui di dalam dunia nyata di luar lingkungan sekolah. Ketika menerapkan penilaian Autentik untuk mengetahui hasil dan prestasi belajar peserta didik, guru menerapkan kriteria yang berkaitan dengan konstruksi pengetahuan, aktivitas mengamati dan mencoba, dan nilai prestasi luar sekolah.
Definisi penilaian Autentik dalam American Librabry Association, Penilaian autentik merupakan proses evaluasi untuk mengukur kinerja, prestasi, motivasi, dan sikap-sikap siswa pada aktivitas yang relevan dalam pembelajaran. Sedangkan dalam Newton Public School, Penilaian Autentik didefinisikan sebagai penilaian atas produk dan kinerja yang berhubungan dengan pengalaman kehidupan nyata siswa. Di sisi lain Wiggins, mengartikan Penilaian Autentik sebagai usaha pemberian tugas kepada siswa yang mencerminkan prioritas dan tantangan yang ditemukan dalam aktivitas pembelajaran, seperti meneliti, menulis, merevisi, dan membahas artikel, memberi analisa terhadap peristiwa, berkolaborasi dengan antar sesama melalui debat, dan sebagainya. Penilaian autentik dapat dibuat oleh guru sendiri, guru secara tim, atau guru bekerja sama dengan siswa. Dalam penilaian autentik, keterlibatan siswa sangat penting. Asumsinya peserta didik dapat melakukan aktivitas belajar secara lebih baik jika mereka tahu bagaimana akan dinilai. Peserta didik diminta untuk merefleksikan dan mengevaluasi kinerja mereka sendiri dalam rangka meningkatkan pemahaman yang lebih dalam tentang tujuan pembelajaran serta mendorong kemampuan belajar yang lebih tinggi. Pada penilaian autentik, guru menerapkan kriteria yang berkaitan dengan konstruksi pengetahuan, kajian keilmuan, dan pengalaman yang diperoleh dari luar sekolah.

2. JENIS-JENIS PENILAIAN AUTENTIK
Dalam rangka melaksanakan penilaian autentik yang baik, guru harus mmemahami secara jelas tujuan yang ingin dicapai. Untuk itu, guru harus bertanya pada dirinya sendiri, khususnya yang berkaitan dengan: sikap, pengetahan, keterampilan yang akan dinilai.
Sebagai konsekuensi dari penilaian autentik, jenis penilaian yang di rekomendasiakan adalah Penilaian Acuan Kriteria yang kemudian dikenal dengan istilah PAK. Dalam penilaian dikenla dua jenis pendekatan yaitu Penilaian Acuan Norma (PAN) dan Penilaian Acuan Kriteria (PAK).

A.  Penilaian Acuan Norma (PAN)
Yaitu penilaian peserta didik dengan cara membandingkan hasil belajar terhadap hasil dalam kelompoknya. Dengan demikian, tidak mengukur kemampuan yang sebenarnya karena hanya membandingkan peserta didik. Jika dikelas yang terpandai memperoleh nilai 4 (dari skala 1-10), maka yang bersangkutan telah dianggap tuntas padahal nilai 4 jauh dari kriteria kelulusan. Cara penilaian PAN tidak relefan dengan kurikulum yang berbasis kompetensi seperti kurikulum 2013.

B.  Penilaian Acuan Kriteria (PAK)
PAK biasanya disebut juga Criterion Evaluation yang menggunakan acuan penilaian standar. Penetapan keberhasilan peserta didik dalam prosedur PAK bergantung pada penguasaan materi dengan kriteria yang telah ditetapkan. Walaupun sebenarnya masih menyisakan masalah di sekolah karena bagi peserta didik yang belum tuntas terkadang terpaksa dituntaskan atau diluluskan dengan alasan harus naik kelas.
Penetapan standar kelulusan pada sistem PAK di sekolah menggunakan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum). Untuk menentukan KKM mempertimbangkan tiga hal penting yaitu tingkat kompleksitas, daya dukung, dan intake peserta didik. Kompleksitas adalah tingkat kerumitan kompetensi dasar pada setiap mata pelajaran. Daya dukung adalah segala potensi dan sumber daya yang dimiliki oleh sekolah seperti ruang kelas, laboratorium, halaman sekolah, perpustakaan, guru, tenaga administrasi sekolah, dan lain-lain. Intake peserta didik atau kemampuan rata-rata peserta didik yang masuk ke sekolah tersebut.

3. TEKNIK DAN INSTRUMEN PENILAIAN AUTENTIK
Teknik dan instrumen penilaian autentik yang harus dilakukan guru adalah sebagai berikut:

1. PENILAIAN SIKAP
Pendidik melakukan penilaian sikap melalui observasi, penilaian diri, penilaian teman sejawat (peer evaluation) oleh peserta didik.

a. Observasi
Merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung dengn menggunakan pedoman observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati.

b. Penilaian diri
Merupakan teknik menilaian dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri.

c. Penilaian antar peserta didik atau teman
Merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian antar peserta didik.


d. Jurnal atau catatan guru
Merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan perilaku.
                          
2. PENILAIAN PENGETAHUAN
a. Instrumen tes tertulis
Berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-salah, menjodohkan, dan uraian. Instrumen uraian dilengkapi pedoman penskoran.

b. Instrumen tes lisan
Berupa daftar pertanyaan yang diberikan oleh guru secara ucap atau lisan, sehungga peserta didik merespon pertanyaan tersebut, sehingga menimbulkan keberanian dari siswa. Jawaban dapat berupa kata, frase, kalimat atau paragraf yang di ucapkan.

c. Instrumen penugasan
Berupa pekerjaan rumah atau projek yang dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas.

3. PENILAIAN KETERAMPILAN
Pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan menggunakan tes praktik, projek, dan penilaian porto polio. Instrumen yang digunakan merupakan daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang dilengkapi rubrik.

a. Tes praktik atau kinerja atau performance
Yaitu penilaian yang menuntut respon berupa keterampilan melakukan suatu aktifitas atau perilaku sesuatu tuntutan kompetensi.


b. Penilaian projek
Yaitu tugas-tugas belajar (learning task) yang meliputi kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam waktu tertentu.

c. Penilaian porto polio
Yaitu penilaian yang dilakukan dengan cara penilai kumpulan seluruh karya peserta didik dalam bidang tertentu yang bersifat reflektif integratif untuk mengetahui minat, perkembangan, prestasi, dan kreatifitas peserta didik dalam kurun waktu tertentu. karya tersebut dapat berbentuk tindakan nyata yang mencerminkan kepedulian peserta didik terhadap lingkungannya.

4. KARAKTERISTIK PENILAIAN AUTENTIK
Suatu penilaian dikatakan autentik apabila sangat mendekati hasil pendidikan sains yang diinginkan, melibatkan siswa pada tugas-tugas yang bermanfaat, penting dan bermakna, mampu menantang siswa menerapkan informasi atau ketrampilan akademik baru pada situasi reel untuk maksud yang jelas, serta mampu mengukur perbuatan atau menampilkan yang sebenarnya pada suatu mata pelajaran, pengukuran penguasaan siswa terhadap suatu mata pelajaran dengan cara yang dibanding regulasi sederhana dari pengetahuan. Karakteristik penilaian nyata (authentic assessment) sebagai berikut:

1.      Dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung
2.      Bisa digunakan untuk formatif atau sumatif
3.      Yang diukur ketrampilan dan performance bukan mengingat fakta
4.      Berkesinambungan
5.      Terintegrasi, dan dapat digunakan sebagai feedback.



PERMASALAHAN :
Dalam rangka melaksanakan penilaian autentik yang baik, guru harus memahami secara jelas tujuan yang ingin dicapai. Untuk itu, guru harus bertanya kepada dirinya sendiri, khususnya yang berkaitan dengan sikap, pengetahuan, dan keterampilan apa yang akan dinilai. Adakah kendala dalam  menerapkan penilaian autentik?

Komentar

  1. setiap penerapan pasti ada saja kendala seperti misalnya guru yang di tuntut untuk melaksanakan k13 nah disini dalam penilaiannya ada penilaian autentik. penilaian ini berdasarkan 3 aspek yaitu afektif, kognitif, dan psikomotorik. menurut guru yang tidak mau ribet guru tsb hanya sekedar saja memberikan penilaian . namun ada juga yang melaksanakan dengan sesuai. penilaian autentik ini menurut saya jkalau dijalankan sangatlah efektif karena di anggap adil dalam proses pemberian nilaiannya karena emang benar-benar di lihat dari proses pembelajaran setiap indivisu sehingga setiap hal yang dilakukan di dalam kelas pasti ada penilaiannya

    BalasHapus
    Balasan
    1. bagaimana cara mengatasi kendala yang terjadi dalam menerapkan penilaian autentik ini ?

      Hapus
  2. selain kendala dari guru, ada juga kendala dari siswanya sendiri. karena seperti yang kita tau penilaian autentik itu meminta peserta didik untuk menunjukkan kemampuannya dengan melakukan sesuatu seperti dalam dunia nyata, nah ini berarti peserta didik itu diharapkan untuk aktif dalam proses pembelajaran tetapi seperti yang kita tau masih ada peserta didik yang kurang aktif . jadi itu bisa menjadi salah satu kendala dalam penilaian autentik.

    BalasHapus
  3. Kendala dalam penerapan penilaian otentik biasanya dialami oleh guru, yaitu dari proses penilaian yang dilakukan guru, yaitu perencanaan penilaian,
    pelaksanaan penilaian, dan analisis serta pelaporan penilaian. Hal tersebut karena kurangnmya pemahaman guru, banyaknya aspek
    penilaian autentik, jumlah siswa yang tidak sedikit, sering berubahnya peraturan
    pemerintah, kurangnya waktu, tidak adanya buku pendamping bagi guru dan
    siswa yang sesuai dengan kurikulum 2013, dan kurang maksimalnya pelatihan
    yang diberikan pada guru.

    BalasHapus
    Balasan
    1. adakah cara khusus yang seharusnya dilakukan oleh guru untuk mengatasai hal tersebut?

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

BERPIKIR TINGKAT TINNGI DALAM PROSES PEMBELAJARAN KIMIA

MISKONSEPSI DALAM PEMBELAJARAN KIMIA

KETERLAKSANAAN PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA DI SMA